Jenderal Parasian: Kita Harus Cegah NKRI Jangan Bernasib seperti Irak dan Suriah

SEJAK PILKADA 2017 hingga sekarang maupun Pemilu dan Pilpres, suhu politik di tanah air terus memanas bahkan telah menggoyang eksistensi Pancasila sebagai dasar negara.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum DPN Gerakan Nasional Peduli Anti Narkoba, Tawuran dan Anarkis (GEPENTA), Brigjen Pol(Purn) DR. Parasian Simanungkalit seperti dikutip Harian Rakyat Merdeka, Rabu (19/9/2018).

Menurut Parasian, saat ini terlihat adanya kelompok Islam garis keras yang menolak Pancasila sebagai dasar NKRI. Padahal, pendiri bangsa dan negara Indonesia adalah tokoh-tokoh Islam dan dari merekalah Pancasila ini lahir.

Ketua Umum Gepenta me ngajak bangsa Indonesia untuk menolak kejadian di  Suriah dan Irak terkait terjadinya pemberontakan olegh ISIS yang akan menerapkan ajaran Khilafah berdasarkan syariat Islam. Dari situ, kemudian muncul kelompok fundamentalis ingin membuat dan menegakkan beberapa negara Khilafah sehingga terjadilah perang saudara yang terbawa-bawa dan janji-janji muluk memberikan kesejahteraan dan  rakyat maka rakyatnya memberontak.

Sementara Indonesia adalah negara Pancasila yang telah diukir dan didirikan oleh tokoh ulama negarawan pahlawan yang beragama Islam yang memilih Pancasila sebagai dasar negara. Komitmen para  pendiri bangsa itu harus tetap dipertahankan terus.

Parasian mengungkapkan, setelah ditelusuri, ternyata di Suriah ada juga slogan stiker dan brosur 2011 ganti presiden karena ingin menjatuhkan Presiden Bashar Al-Assad tidak dapat dilakukan maka kelompok yang membuat slogan itu melakukan pemberontakan maka luluh lantak lah kota-kota di Suriah yang juga merambah ke Irak.

Oleh karena itulah. Parasian meminta KPU dan Bawaslu segera menghentikan kampanye 2019 ganti presiden pemerintah dengan aparatnya Bin Brisbane Telkom serta TNI dan Polri dan rakyat Indonesia harus secara Dini mencegah terjadinya pemberontakan dalam negara.

Dia berharap, jangan sampai terlena harus waspada agar jangan sampai ada kelompok yang mau mendirikan negara Khilafah dan membonceng kelompok yang mau ganti presiden.  Konflik di Suriah dan Irak awalnya pemberontakan kemudian disusul dengan masuknya negara-negara lain dengan ikut memasok senjata berat untuk menggulingkan pemerintahan.

Nah kalau perbuatan dan tindakan seperti ini terjadi disini, katanya, aparat harus deteksi secara dini agar jangan ada penyesalan dikemudian hari. Mengapa demikian? karena Indonesia rawan pemberontakan dan mungkin bisa terulang seperti pemberontakan PKI Muso, Kartosuwiryo, Kahar Muzakar, PRRI atau Permesta dan G30S PKI.

Karena itu,  dia berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian lakukan pembinaan wilayah, TNI melakukan pembinaan kesiapan rakyat dalam negara negara demikian juga Polri melakukan pembinaan  masyarakat agar dapat menjadi kekuatan bersama mencegah adanya adanya kelompok tertentu yang akan melakukan pemberontakan terhadap negara.

“Kemhan dan Polri diharapkan membentuk seluruh rakyat Indonesia untuk turut dalam upaya dan usaha pemerintah mempersiapkan kekuatan pertahanan NKRI dengan perlawanan rakyat semesta,” pungkas Parasian. (Lutfi)