Oleh Moh Jumhur Hidayat
Kemarin, 21 Maret 2018, Direktur Utama BPJS-TK akan mennyisihksn sekitar Rp. 73 Trilyun untuk mendukung program pembanguan infrastruktur melalui penerbitan surat utang. Dana itu tentu besar sekali, atau sekitar 23% dari dana titipan kaum buruh/pekerja berupa uang iuran jaminan sosialnya yang sekarang berjumlah Rp. 320 Trilyun. Artinya, bila saja pelaksanaan penerbitan surat utang itu tidak hati-hati, maka akan menggoncangkan dana titipan kaum buruh/pekerja Indonesia.
Sebagai salah seorang pimpinan DPP KSPSI yang membidangi Peningkatan Kesejahteraan Pekerja yang jumlah anggotanya sekitari 4 juta orang yang rutin membayar iuran BPJS-TK, kita belum bisa menerima begitu saja pernyataan Direktur Utama BPJS-TK di atas.
Menurut akal sehat, dana titipan kaum buruh/pekerja itu hanya boleh diputarkan atau dikembangkan untuk suatu kegiatan yang tingkat spekulasinya sangat rendah. Sementara itu, program infrstruktur yang sekarang dibangun, masih rancu alias belum jelas mana yang bakal untung dan mana yang bakal rugi. Sementara untuk mengelola dana buruh/pekerja di BPJS-TK haruslah menguntungkan. Karena itu seperti selama ini dilakukan, sebagian besar dana itu dikembangkan melalui pembelian obligasi pemerintah atau deposito di bank-bank negara.
Dengan kata lain, pengelolaan dana BPJS-TK pada kedua cara itu hanya bisa merugi bila NKRI menuju bubar atau bank-bank negara menuju bangkrut, yang mana hal tersebut sangat kecil kemungkinannya karena banyak entitas resmi yang mengawasi APBN maupun perbankan.
Secara umum memang baik bahkan perlu mengembangkan dana BPJS-TK agar mendapatkan yield atau perolehan pengembangan yang besar termasuk mengembangkannya dalam pembangunan infrastruktur. Namun sekali lagi, bahwa proses pengembangan itu harus dilakukan dengan tingkat resiko yang sangat kecil. Terkait perolehan yang besar dengan tingkat resiko yang sangat kecil ini sesungguhnya bisa dilakukan walau harus terlebih dulu membuat dasar hukumnya. Tentunya itu semua bisa terjadi kalau ada kemauan politik dari penguasa.
Membangun infrastruktur dengan tingkat resiko pengembalian langsung yang kecil harus dihindari. Sebaliknya, bila merujuk kepada Presiden Joko Widodo yang mengatakan infrastruktur yang sudah untung, bisa dijual dan hasil penjualannya bisa membangun infrastruktur lainnya, maka sudah seharusnya BPJS-TK diarahkan untuk membeli infrastruktur model seperti itu. Contoh gampangnya adalah kita mendukung bila BPJS-TK membeli jalan tol dalam kota Jakarta atau membeli Tol Cikampek Purwakarta atau membeli konsesi pengelolaan Bandara Soekarno-Hatta atau Bandara Ngurah Rai atau membeli konsesi Pelabuhan JICT Tanjung Priok atau Pelabuhan Belawan Medan dan sebagainya yang secara kasat mata saja sudah pasti untung besar karena pasarnya captive dan sudah jelas.
Sebaliknya bila dana BPJS-TK dipakai untuk membiayai Tol Trans Sumatera dan berbagai ruas Tol lainnya yang belum jelas tingkat pengembaliannya atau membangun pelabuhan laut yang belum jelas berapa kapal yang akan melabuh dan sebagainya maka kita jelas menolak karena ini bersifat spekulatif dan beresiko tinggi yang bisa merugikan kaum buruh/pekerja Indonesia. Hal ini perlu ditegaskan lagi karena menjual konsesi pengelolaan infratruktur yang sudah jelas sangat menguntungkan kepada swasta murni apalagi asing sepertinya lebih didahulukan dari pada dijual dengan menggunakan dana-dana masyarakat yang terkumpul. Memaksakan memberi konsesi pengelolaan JICT Tanjung Priok ke asing diduga kuat karena ada dana yang bisa diberikan kepada pembuat keputusan. Sementara kalau dijual ke masyarakat luas misalnya melalui dana di BPJS-TK, Taspen, ASABRI dan sebagainya akan sulit mendapat dana kickback atau “kongkalikong “ yang jumlahnya sangat besar karena pengawasannya yang ketat. Jadi jelas bahwa dalam soal beli-membeli konsesi infrastruktur yang sudah untung ini telah terjadi kerendahan moral dalam prosesnya, kecuali bila itu dijual menggunakan dana masyarakat luas.
Sementara itu, terkait dengan penerbitan surat utang untuk pembangunan infrastruktur, ini sama halnya dengan menjadikan BPJS-TK selayaknya bank yang meminjamkan kredit. Ini bisa juga diartikan bahwa perbankan tidak mau memberi pinjaman pada pembangunan infrastruktur tertentu karena memang kelayakannya yang diragukan. Kalau tidak diragukan, tentunya perbankan akan memberi pinjaman itu karena perbankan memiliki banyak dana. Ekspansi kredit yang beberapa tahun sebelumnya di atas 10% per tahun nyatanya dalam 2 tahun terakhir selalu di bawah 10%, yaitu 9% pada 2016 dan 8,24% pada 2017. Artinya perbankan memiliki cadangan dana yang cukup besar untuk berekspansi.
Atas dasar ini, maka kita harus sangat berhati-hati dalam menggelontorkan dana BPJS-TK untuk pembangunan infrastruktur ini, kecuali memang pembangunan infrastruktur itu secara kasat mata pasti menguntungkan sekaligus tingkat resikonya sangat kecil. Jadi jangan korbankan dana buruh/pekerja untuk kegiatan spekulatif, sebaliknya kerjakan saja dulu penjualan infrastruktur yang sudah menguntungkan agar mendapatkan dana segar. Tapi sekali lagi harus diingat, jangan sembarang jual ke swasta atau asing, tapi jual ke dana titipan milik masyarakat seperti BPJS-TK atau sejenisnya. Kalau peraturan perundang-undangan belum mendukung, maka bisa dibuat aturan baru yang mendukung. Sudah selayaknya aturan yang akan menguntungkan rakyat banyak, dibuat dengan seksama dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. (Zul)
latisse active ingredient [url=https://topbimatoprost.com/#]sandoz bimatoprost [/url] eyelash products similar to latisse where to buy latisse lash serum
molnupiravir when will it be available molnupiravir generic name chemical structure of molnupiravir molnupiravir аёўаёІ
nolvadex clomid pct [url=https://topclomid.com/#]clomid 50mg tablet online [/url] effects of clomid on pregnancy what does clomid do to your cycle
aralen purchase quineprox 80 mg does aralen cause skin darkening aralen when should i take it?
clomid buy [url=http://topclomid.com/#]clomid tablet price [/url] average ovulation day on clomid taking letrozole when clomid didn’t work
buy nolvadex online tamoxifen 20 mg tamoxifen (nolvadex). what does it take for your doctor to prescribe nolvadex
latisse dosage [url=http://topbimatoprost.com/#]buy bimatoprost online [/url] side effects of latisse on eyebrows where to buy latisse near me
latisse coupons cvs does lumigan need to be refrigerated how often to use latisse how fst does latisse work
molnupiravir 200 mg [url=http://topmolnupiravir.com/#]molnupiravir drug [/url] chemical structure of molnupiravir molnupiravir merck stock price
olumiant wikipedia olumiant 2mg olumiant experience in lupus can i take baricitinib if i have had diverticulitis?
eua baricitinib [url=https://topbaricitinib.com/#]baricitinib cost [/url] olumiant logo baricitinib chmp
latisse coupons 2016 lumigan drops latisse on scalp “dandruff” how much is latisse for eyelashes
clomid ovulation calculator [url=https://topclomid.com/#]clomid 50 mg no prescription [/url] clomid and arimidex for low testosterone how long do clomid pills stay good
Неудержимые 4
yutube
[url=https://modafinilex.shop/]purchase modafinil[/url]
modafinil 200mg pills modafinil usa
buy provigil 200mg pills purchase provigil pill
buy provigil online order provigil 200mg buy provigil 200mg
buy provigil 100mg online cheap brand provigil 100mg
modafinil 100mg price
brand modafinil 100mg provigil 100mg price order modafinil 100mg pills
modafinil us buy provigil 200mg generic
cheap modafinil 100mg
hydroxychloriquine https://keys-chloroquineclinique.com/
provigil 100mg tablet provigil 200mg sale
order provigil 100mg pills brand modafinil 200mg
provigil 200mg tablet
buy provigil 100mg online cheap order modafinil 100mg pills
cheap provigil 200mg order provigil 200mg pills order modafinil 200mg online
modafinil 100mg sale order modafinil 200mg online cheap
order provigil 100mg online cheap
order provigil 200mg online buy provigil 200mg
https://erythromycinn.com/# uses for erythromycin ophthalmic ointment
1u3fb
xn8zg
r3qy
xlf9v
a431n
6ktx